"HALO, Sayang...!" wanita menelepon anggota Dewan. "Aku punya rekaman gambar waktu kita tidur sama, lo!"
"Siapa ini?" entak sang anggota Dewan.
"Masak lupa suara orang yang sudah sering tidur sama?" sambut wanita. "Apa banyak yang pernah tidur sama, hingga susah membedakan? Aku cuma mau minta sedikit kok, lima miliar saja, agar gambar kita tidur sama tak ditayangkan internet!".
"Apa? Lima miliar?" entak anggota. "Mana aku punya sebanyak itu! Begini saja, SMS nomor rekening, kukirim semua tabunganku!"
Sebelum mentransfer, anggota menanya si wanita, "Omong-omong, kita tidur sama di mana, kapan?". "Masak lupa?" timpal wanita. "Kita tidur sama di ruang sidang paripurna saat mendengar pidato Presiden!"
"Sialan!" entak anggota. "Kalau itu bukan cuma kita berdua yang tidur sama, tapi banyak anggota Dewan lainnya juga tidur!"
"Haha.., terdengar suaramu ketakutan di-YZ-kan!" sambut wanita. "Rupanya lebih takut rekaman gambarnya ditayangkan di internet ketimbang gambarnya tidur ngiler dalam sidang ditayangkan langsung televisi!"
"Soalnya menyangkut moral!" jawab anggota.
"Lo, apa seorang wakil rakyat tidur di tengah sidang yang secara nyata menunjukkan sikap kurang serius menjalankan tugas kenegaraan, bukan soal moralitas?" kejar wanita. "Paling tidak, itu perbuatan korupsi waktu! Bukan mustahil itu termasuk faktor penting yang disampaikan para responden dalam survei Transparency International, sehingga Dewan menempati posisi lembaga terkorup nomor satu! Bisa saja itulah respons masyarakat setiap melihat tayangan siaran langsung televisi, hingga begitu pula mereka catat dalam lembar angket survei!"
"Maksudmu nilai korup dalam sikap lebih buruk dari korup materi?" kejar anggota.
"Dalam persepsi responden kayaknya begitu!" tegas wanita. "Karena sikap korup yang dipertontonkan wakil rakyat tanpa peduli penilaian rakyat seantero negeri jelas lebih buruk dari korupsi yang dilakukan sembunyi-sembunyi! Mengingat lagi, posisi dan sikap keteladanan yang seharusnya ditunjukkan para wakil rakyat!"
"Apalagi kalau selain korupsi sikap itu ditonjolkan oleh para anggota sendiri, dalam persepsi publik anggota Dewan juga dinilai korupsi material lewat pemborosan anggaran negara dengan acara-acara seperti studi banding!" timpal anggota. "Dengan itu klarifikasi Ketua Dewan ke Transparency International mengenai penempatan Dewan sebagai lembaga terkorup punya alasan, agar anggota Dewan tahu gambaran persepsi publik tentang korupsi yang mereka lakukan!"
"Itu dia! Dengan diketahuinya persepsi tentang perilaku anggota Dewan yang tak disenangi publik, para anggota Dewan bisa memperbaiki diri dan kinerjanya!" tegas wanita. "Setidaknya buat mereka yang peduli! Karena tak sedikit pula anggota yang tak peduli gambarnya tertidur di ruang sidang ditayangkan televisi, tak peduli lembaganya disebut terkorup nomor satu!" **
Tue Dec 23, 2008 3:34 pm
