Namlea,AE.- Kelangkaan Minyak Tanah (mitan) yang terjadi di Namlea, Kabupaten Buru hingga kini masih terus berlanjut. Bahkan masyarakat kini mulai resah karena kebutuhan akan mitan setiap harinya sudah tidak dapat terpenuhi lagi. Buktinya hampir setiap pengecer mitan sudah tidak ditemui keberadaan stoknya.
Nasir salah satu warga Dusun Pilar Desa Namlea Kabupaten Buru kepada Ambon Ekspres di Namlea mengaku kalau dirinya sudah dua hari dirinya tidak memperoleh mitan. “Saya sudah dua hari ini keliling Namlea untuk mencari mitan, tapi belum juga mendapatkannya,” ujar Nasir kecewa.
Dirinya mengakui, kondisi mitan nantinya dapat meresahkan masyarakat Buru. Padahal kebutuhan akan mitan terus terpenuhi dan bila tidak maka segala kebutuhan lainnya akan terganggu. “Kalau mitan tidak tersedia, semua kebutuhan masyarakat yang lainnya juga ikut terganggu karena itu saling berkaitan,” jelasnya.
Sementara itu, Dadang salah seorang pengecer mitan juga mengaku kalau dirinya sudah tidak memiliki stok minyak lagi. Padahal dirinya sudah melunasi pembayaran ke agen tiap kalinya hendak mendapatkan jatah mitan. “Saya selalu menyetor lebih awal, tapi kenyataannya hingga kini minyaknya belum juga datang,” akuinya.
Dia menambahkan, jatah mitan yang bisa diperolehnya setiap minggu selalu terpenuhi. Namun belakangan ini, jatahnya mulai menurun bahkan hingga jangka waktu dua minggu sekali. “Biasanya dapat jatah 5 drum setiap minggu. Namun sekarang ini dua minggu sekali baru dapat. Itu pun tidak mencukupi 5 drum,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Buru Junaidi Rupellu mengatakan kalau kelangkaan mitan itu disebabkan oleh faktor perdistribusian yang belum menyebar secara merata. “Karena pendistribusian yang belum menyebar secara merata maka terjadilah kelangkaan pada desa atau dusun tertentu,” kata Rupellu.
Untuk mengatasi hal tersebut, dirinya sudah memiliki program yang dapat membantu masyarakat. Namun sayangnya untuk perdistrbusian minyak tanah, dinas yang dipimpinnya ini belum diberikan tanggung jawab penuh. “Kalau kami berikan kewenangan untuk menangani minyak tanah, maka saya jamin di Buru tidak akan terjadi kelangkaan,” tandasnya.
Bila ada kewenangan terhadap Disperindag Buru, maka pihaknya akan melakukan inventarisir penduduk di Buru sesuai dengan tingkat kebutuhan akan mitan dan setiap desa atau dusun akan memperoleh jatah yang berbeda sesuai kebutuhan. “Kalau sudah diiventarisir kebutuhan minyak setiap desa, saya rasa tidak akan terjadi kelangkaan dan untuk terjadinya kelebihan stok juga tidak mungkin karena jatahnya pas pasanan,” pungkas dia. (MNK)
Tue Jan 22, 2008 2:08 pm